Seri Stadion Prancis: Derby Rhône-Alpes, Stade de Gerland, Olympique Lyonnais.

stade_de_gerland06

Jika Paris adalah ibukota Prancis, maka Lyon adalah ibukota Provinsi (1), demikianlah yang ditulis oleh esais Prancis dan kritikus sastra, Albert Thibaudet, dalam franceculture[poing]fr. Ketertarikan pada Lyon, tak hanya dikemukakan oleh Thibaudet, namun juga pada Philip Stanhope, 4th Earl of Chesterfield also-known-as Lord Stanhope, negarawan Inggris, diplomat, sastrawan kelahiran 22 September 1694 itu: Lyon adalah ibukotanya; kota ini sangat besar dan indah; itu juga sangat kaya karena pembuatan kain sutra, emas dan perak, yang didirikan di sana, dan yang memasok hampir seluruh Eropa. Jaket perak Anda yang indah berasal dari sana. (2)

Andaikan Paris adalah perempuan yang elegan dan independen di kota besar, maka Lyon adalah perempuan desa berdikari dan pergi ke kota. Perpindahan perempuan desa berdikari ke kota itu juga dialami oleh klub sepakbolanya, Olympique Lyonnais, memindahkan homeground mereka dari Stade de Gerland, di Kota Lyon, ke Stade de Parc Olympique Lyonnais, sub-urban Lyon Metropolis. Dari dua stadion itulah, penulis tertarik pada stadion lama mereka, Stade de Gerland, yang dibangun pada 1914 dengan kapasitas 25,000.

Stade de Gerland, bersama dengan rumah sakit, musium botani dan sekolah seni adalah sebagian gagasan dari urban planner dan arsitek, Tony Garnier, dengan proyek «Une Cité Industrielle». Proyek itu tak asal-asalan dibentuk oleh Garnier. Perpaduan teori «Regionalisme», dan melalui sastrawan naturalisme, Emile Zola, dalam roman Le Travail (1901), Garnier seakan mendapatkan ilham dan tahu apa yang akan dilakukan pada kota kecilnya itu. Satu imajinasi yang kemudian diaplikasikan dalam kenyataan: Sastra untuk Arsitektur. (3)

Dari era Garnier, waktu merambat ke depan, era arsitek Rene Gagis, dengan merenovasi tribun dan memberi nama tribun dengan tribun Jean Bouin, pelari atletik yang meninggal pada Perang Dunia I; dan tribun Jean Jaurès, pendiri surat kabar L’Humanité (4). Dan penambahan atap lengkung bertingkat ganda, arched roof with two double-tiered, dibelakang gawang (5).

Di dalam stadion, tak hanya chant-chant fans yang memberikan satu spirit tersendiri mana kala terjadi derby Rhône-Alpes melawan AS Saint-Étienne; tapi kita juga bisa membubuhkan satu napak tilas tersendiri di mana David Bowie, Roger Waters (Pink Floyd), atau Mick Jagger (The Rolling Stones), pernah mengudarakan sound-sound di antara dua atap dengan bentuk yang berbeda.

(1) https://www.franceculture.fr/emissions/la-conclusion-daurelien-bellanger/les-villes-de-province

(2) Le Lyonnois. Lyon en est la capitale; c’est un très grand et belle ville; elle est aussi très riche à cause de la manufacture d’étoffes de soye, d’or et d’argent, qui y est établie, et qui en fournit presque toute l’Europe. Votre belle veste d’argent vient de là – Lord Stanhope, The Works Of Lord Chesterfield: Including His Letters To His Son

(3) a) http://architectureandurbanism.blogspot.com/2010/11/tony-garnier-une-cite-industrielle-1917.html; b) https://thisislyon.fr/things-to-do/sports-lyon/sporting-venues-lyon/stade-de-gerland/; c) Surga dunia olahraga https://www.lyon-gerland.com/gerland-qui-bouge/le-paradis-des-sportifs/

(4) http://www.goalzz.com/MAIN.ASPX?c=10561&cm=c|2025|p

(5) a) Architecture of Thailand: A Guide to Tradition and Contemporary Forms oleh Nithi Sthapitanond, Brian Mertens; b) Exhibiting Modernity and Indonesian Vernacular Architecture: Hybrid Architecture at Pasar Gambir of Batavia, the 1931 Paris International Colonial Exhibition and Taman Mini Indonesia Indah oleh Yulia Nurliani Lukito. c) https://structurae.info/ouvrages/stade-de-gerland/photos

(6) Image Stade de Gerland, Lyon http://stadiumdb.com/stadiums/fra/stade_de_gerland

Tinggalkan komentar